Suatu hari, pernah membaca status ABG galau yang kayak gini "Apakah aku pantas disampingmu.. aku hanya anak buruh pabrik???"
Hah? Apa ada yang salah dengan anak buruh pabrik?? Gila banget.. bagaimana mungkin dia bisa berpikir dangkal terhadap profesi orang tuanya yang jelas2 dari sanalah dia bisa makan, sekolah, bahkan terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya hingga kini??
Bisa dibayangkan gimana perasaan ortunya pas baca statusnya. Sedih..pasrah.. dan yang pasti mengelus dada. Ayolah guys.. kita akui saja para pekerja pabrik (atau yang biasa orang panggil buruh) adalah manusia juga, yang punya perasaan, hati, dan otak juga. Mereka tidak bodoh.. mereka manusia hebat yang bertahan hidup. Dengan apa yang mereka miliki, kemampuan, ketrampilan, tenaga, pikiran dan waktu..hanya untuk keluarganya. Mereka memilih jadi yang mereka bisa meski banyak pilihan diluar sana. Misalkan: PENCURI, PEMBUNUH, PERAMPOK, PENIPU, KORUPTOR. So berbanggalah pada pilihan mereka. jangan kau lupakan juga.. mereka juga sudah memilih untuk melahirkan, merawat, membesarkan, dan membiayai hidupmu. bukankah mereka juga bisa memilih untuk menolak, membuang, menjualmu?? So.. hargailah pilihan mereka. Hargailah Ibumu yang telah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkanmu.. Hormati Bapakmu yang telah memberikan tenaga dan jiwanya untuk keluarganya tercinta. Jika apa yang mereka hasilkan tidak sempurna menurut penilaianmu.. bukankah itu tugasmu untuk menyempurnakannya?? Yang menetapkan standart nilai kepantasan adalah kita sendiri. Apakah sudah kita bertutur bahasa yang baik.. di dunia maya maupun sehari-hari? Apakah sudah kita bersikap sesuai kata hati yang tulus tanpa terkontaminasi dengan apa pendapat orang..yang kadang malah lebih pada apa yang kita takutkan? takut diejek..takut dihina..takut dicemooh.. takut tidak mendapat pujian. So.. perbaikilah sikap dan pola pikirmu supaya pantas bersanding dengan siapapun. Mau anak presiden kek.. atau anak artis sinetron sekalipun.
Kepantasan dengan siapa akan kau jalani hidup..tidak diukur dari profesi Bapak/Ibumu. Tapi keberanianmu berbuat benar untuk selalu menghormati orang tuamu dan dirimu sendiri. Saat kau sudah bisa mencintai dirimu apa adanya.. maka yang terbaiklah yang datang.
Berbanggalah para buruh pabrik yang telah bekerja keras untuk kami..anak-anakmu. Engkau telah memilih jalan terhormat untuk menafkahi anak-anakmu. Semoga kelak amalanmu dihitung Allah SWT sebagai amal yang tiada putus barokahnya. Amin.